Hanya ada dua pilihan untuk si gagal, berhenti atau maju lalu perbaiki. Kutipan inilah yang dikatakan oleh salah seorang teman ketika tahun lalu langkah kami terhenti sampai di babak octofinal. Itu berarti kami tidak bisa maju ke level nasional karena yang berhak maju ke nasional hanyalah 8 besar team yang sampai ke semifinal. Sedih dan kecewa sekali rasanya karena kami merasa sudah melakukan yang terbaik namun hasilnya sangat jauh dari yang diharapkan. Jadilah tahun itu kami gagal berangkat ke level nasional yang waktu itu dilaksanakan di Bali.
Kutipan diataslah yang membuat saya dan teammate bangkit dan yakin bahwa kami masih punya kesempatan kedua. Waktu setahun ini benar-benar kami manfaatkan untuk berlatih, belajar dan menambah jam terbang. Karena tidak bisa dipungkiri dengan banyaknya perlombaan tingkat regional, sumatera, nasional, dan internasional lainnya yang kami ikuti, semakin banyak pula bekal kami untuk bertanding di perlombaan resmi yang diadakan oleh DIKTI ini. Untuk mengikuti NUEDC, club debate kami English Debating Community (EDeC) juga mengadakan seleksi terlebih dahulu, dan bersyukur saya dan teammate bisa kembali terpilih. Dengan semangat dan optimisme yang tinggi, kami Afnesha Noveriana Chang, Widya Febrina sebagai debater dan Desty Febria sebagai adjudicator berangkat ke Pekanbaru dengan di dampingi dosen kami Ibuk Delvi Wahyuni, S.S, M.A.
Pada perlombaan kali ini, Kopertis Regional X yang terdiri dari Sumbar, Riau, Jambi adn Kepri memperlombakan 32 team dari PTN dan PTS. Dosen pembimbing kami mengatakana bahwa target awal cukup sampai ke semiinal saja, artinya kami sudah bisa lolos ke nasional. Babak penyisihan terdiri dari 3 babak, 16 besar team akan maju ke octofinal, 8 besar ke semiinal, dan 4 tem ke grand final. Selama babak penyisihan, team UNP selalu berada pada posisi 3 besar. Persaingan semakin kuat ketika sampai di babak octofinal karena disini kekuatan masing-masing team sama-sama kuat.
Bahagia sekali rasanya ketika mengetahui kami lolos ke semifinal, artinya target awal sudah tercapai. Target kami pun naik, kami harus sampai ke grand final, dan syukur Alhamdulillah Allah seperti memudahkan jalan kami. Dewan juri mengumumkan bahwa kami maju ke babak final dan rasanya seperti tak percaya. Grandfinal berjalan sangat menegangkan karena masing-masing team memiliki kekuatan yang hampir sama. Semua usaha dan doa terjawab ketika pada akhirnya juri mengumumkan bahwa team UNP keluar senagai pemenang, disusul dengan Universitas Internasional Batam (UIB) di posisi ke 2, Universitas Islam Riau (UIR) di posisi ke 3, dan Poloteknik Negeri Batam (Poltek Batam) di posisi 4. Team dari Poltek Batam adalah pemenang tahun lalu, senang sekali rasanya bisa mengalahkan mereka.
Kami ingin mengucapkan banyak terimakasih untuk Bapak Rektor dan Bapak PR III yang selalu mendukung kegiatan kami, dosen pembimbing dan senior kami Salam Mairi, Wilda Hidayati, Nurul Huda, dan Dia Anggraini sebagi pelatih kami dan kedua orangtua kami yang selalu mendukung dan mendokan kami. Terimakasih juga untuk teman-teman English Debating Community (EDeC) yang sangat membantu kami latihan dan mempersiapkan diri sebelum lomba. Tahun ini Salam Mairi dan Wilda Hidayati (Mahasiswa UNP) juga di mendapat kehormatan di undang sebagi juri oleh kopertis X untuk menjadi adjudicator atau juri. Namun selama perlombaan kami tidak pernah di juri oleh mereka untuk menjaga ke objektifitasan lomba. Tahun ini terbayar sudah semua usaha dan kami harus mempersiapkan diri untuk tetap bisa mngharumkan nama UNP di tingkat nasional. Doakan :)
Satu pelajaran berharga, ketika kamu jatuh maka bangkitlah. Jatuh lagi? bangkit lagi dan belajarlah untuk berlari. Man jadda wa jadda. InsyaAllah semua niat baik jika dilakukan dengan sungguh-sungguh akan berbuah manis. Yaaaaa, akhirnya tahun ini kami bisa pulang membawa piala dan medali di tangan.
*ini narasi buat koran lokal harusnya jadinya bahasanya rada kaku, hhaa.. eniwey photo menyusul yaa :))