Inilah pertanyaan yang ada di kepala saya
bebetapa tahun yang lalu, saat pertama kali keinginn melanjutkan studi ke Luar
Negeri terbesit, jauh sebelum saya menamatkan studi sarjana. Kanapa buru-buru memikirkan
S2 padahal S1 saja belum selesai? Karena saya yakin bahwa hasil terbaik hanya
lahir dari rencana dan usaha terbaik. Salah satu bentuk nyata perencanaan yang
baik itu adalah dengan mempersiapkan dari jauh-jauh hari. Lalu apa saja
tahapannya? Bagaimana cara memulainya?
1. Dream of it, Kuatkan Tekad dan
Luruskan Niat
Duh kedengarannya klasik sekali ya? Tapi
menurut saya inilah hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap pejuang
beasiswa. Seperti kata Andrea Hirata “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk
mimpi-mimpi itu.” Dari dulu sekali, jauh sebelum saya tahu kapan saya akan
lulus kuliah S1, saya sudah mulai koleksi perintilan-perintilan kecil berbau
Inggris. Mulai dari notebook, gantungan kunci, tempelan kulkas, pembatas buku
dan barang-barang lainnya yang tentunya sampai oleh kantong mahasiswa, hehe. Setiap
browsing di internet, saya selalu melihat-lihat suasana kuliah di Inggris,
kehidupan muslim di Inggris dan semua hal yang berhubungan dengan Inggris. Saya
juga memasang photo “red telephone” khas inggris di photo sampul facebook
saya dan berjanji tidak akan menggantinya sampai saya benar-benar bisa
mengambil photo asli spot ini dengan mata kepala saya sendiri. Ya, mimpi itu bisa dijaga dengan cara-cara sederhana.
Kemudian, Alhamdulillah saya dipertemukan dengan
teman-teman yang juga memiliki mimpi yang sama dengan saya. Saat itu yang kami
tau hanyalah “Pokoknya kita harus kuliah ke luar negeri yaa..”. Setelah itu
kami mulai sering ngelantur kalau sedang ngumpul, misal saat di café yg
memutarkan music klasik maka kami akan bilang “Wahhh, berasa di eropa” atau
kalau lagi gerimis suka bilang “Ehhh ada salju turun.” Benar-benar sesederhana
itu. Namun ternyata Allah mendengar impian itu, akhir tahun lalu saya dan salah
satu teman “ngelantur” itu akhirnya bertemu di Leeds dan rasanya “Still can’t
believe it, we really meet here in England.” Juli nanti salah satu teman “ngelantur”
lainnya akan terbang ke Melbourne untuk melanjutkan studynya juga disana. September
nanti akan ada dua orang sahabat saya yang
juga akan menyusul ke Leeds dan Edinburgh untuk melanjutkan studinya pula.
Sungguh saya tak pernah membayangkan bahwa akan seindah ini Allah memeluk mimpi
saya dan teman-teman dekat saya. Benar agaknya bahwa mimpi itu memang harus
selalu dipupuk dan dijaga, lalu diperjuangkan.
Lalu kenapa butuh tekad yang kuat kalau ingin
kuliah ke luar negeri? Karena yang namanya berjuang pasti akan sangat berat dan
melelahkan. Tak sedikit yang harus berjuang bertahun-tahun untuk mempersiapkan
semua berkas, mempersiapkan Bahasa, memburu beasiswa, mendaftar universitas dan
perintilan-perintilan lainnnya. Belum lagi energi-energi negatif dari orang-orang
sekitar yang meremehkan. Kalau tak kuat-kuat tekad, bisa berhenti ditengah
jalan. Salah satu cara agar tekad Banyak yang diawal semangat sekali tapi makin
lama tekadnya makin ciut, semangatnya hilang, lalu akhirya berhenti. Kemudian
niatnya juga harus lurus, lillah. Niatkan dalam hati kalau ikhtiar ini karena
Allah. Niatnya belajar, niatnya menuntut ilmu. Minta doa restu orang tua dan
Bismillah, kamu sudah boleh bertempur setelah itu.
2. Know yourself better, then you’ll know
what’s best for you.
Menurut saya kalimat inilah yang paling pas
untuk mewakili isi hati saya kalau ada yang nanya “Saya enaknya ambil jurusan
apa yaaa, saya cocoknya jurusan apa ya?”
Teman-teman, ketika ingin memilih jurusan
kitalah yang paling tahu apa jurusan yg sesuai dengan minat kita, apa yang kita
suka dan apa yg akan mendukung karir yang kita inginkan di masa depan. Kalau
belum yakin, cobalah bertanya dan
berdiskusi dengan Dosen saat S1 dulu kira-kira kalau minatnya ini, jurusan yang
cocok apa. Atau kalau kamu punya tokoh idola di bidang ilmumu, coba lihat latar
belakang pendidikannya apa. Bisa juga bertanya kepada senior yang sudah
terlebih dulu melanjutkan studi dengan menceritakan minatmu apa atau minta ia
menceritakan kuliahnya tentanga apa. Nah, dengan sharing seperti itu semoga
kamu jadi dapat ide mau melanjutkan studi di bidang apa. Boleh bertanya asal
punya sesuatu yang dibawa juga. Karena sekeren apapun pendapat dan saran orang,
pada akhirnya kitalah yg menjalaninya.
3. Menenukan Universitas
Setelah menentukan jurusan yang akan diambil,
sekarang saatnya menentukan universitas yg menyediakan jurusan tersebut. Menurut
saya ini adalah salah satu fase yang tidak kalah menarik dalam mempersiapkan
kuliah ke luar negeri. Cara yang dulu saya gunakan adalah dengan mengetik
keyword “Master of TESOL in England” di Google maka akan keluar beberapa
pilihan kampus mana saja di Inggris yang memiliki jurusan tersebut. Kemudian, ada
beberapa factor yang harus ditentukan dalam memilih jurusan, diantaranya:
a.
Rangking
Universitas
Ini sebenarnya bukan syarat mutlak,
namun layak untuk dipertimbangkan. Namun jangan tertipu dengan rangking
universitas secara keseluruhan. Masin-masing universitas biasanya punya
spesifikasi masing-masing. Misal, TU Delf di Belanda terkenal dengan jurusan
tekniknya. Imperial College London di Inggris terkenal dengan bidang
sciencenya. Harvard University di USA terkenal dengan sekolah pemerintahannya.
Intinya jangan terlena dengan nama besar kampus. Maka dari itu disarankan untuk
melihat rangking berdasarakan jurusan. Beberapa situs yang bias digunakan untuk
melihatnya adalah World
University Ranking by Subject dan THE
by subject. Bagi teman-teman yang ingin kuliah dengan funding dari LPDP,
daftar universitas yang masuk dalam list LPDP juga bias dilihat di sini.
Lalu bolehkah memilih universitas yang tidak ada didalam list LPDP? Boleh.
Asalkan kita punya alasan yang jelas kenapa ingin kuliah di kampus tersebut.
b.
Modules
dan Dosen
Selain rangking universitas, modules
(mata kuliah) yang ditawarakan juga bisa menjadi bahan pertimbangan. Dari
website jurusan, biasanya kita bisa melihat apa saja yang akan kita pelajari
selama kuliah nanti. Nah, coba dilihat kira-kira “sreg” tidak? Atau jika ragu
memlih diantara beberapa univ dengan jurusan yg sama, coba di bandingkan kira-kira
univ mana yg modules-nya yang kita liat rasanya “gw banget!”. Behitupun dengan
dosen, deskrpisi dosen bisa dilihat langsung di website jurusan, kita bisa
lihat interest dosen tersebut apa, buku dan jurnal yg sudah ditulis apa saja. Atau
misal waktu kuliah S1 dulu ada tidak penulis yg kita suka banget terus bisa
lihat deh beliau ngajar di univ mana.
c.
Negara
dan Kota
Disini saya akan sedikit cerita
kenapa saya memilih Inggris sebagai Negara tujuan dan Leeds sebagai kotanya.
Karena menurut saya Inggris adalah salah satu negara yang sangat ramah terhadap
muslim, tingkat toleransi masyarakatnya tinggi, negaranyanya nyaman, budayanya
masih sangat kuat dan yang tak kalah penting adalah masa studi master disini
hanya satu tahun jadi kuliahnya bisa cepat selesai.
Lalu kenapa Leeds? Ini sebenarnya
karena saya sudah terlanjur jatuh cinta sama kampusnya aja :D Setelah mencari
informasi tentang kota ini di berbagai website akhirnya semakin yakin untuk
memilih kota ini sebagai kota tujuan. Leeds adalah sebuah kota di sebelah barat
Yorkshire. Kota ini tidak terlalu besar namun tidak terlalu kecil juga.
Beberapa tempat seperti city center, masjid, pusat perbelanjaan dan akomodasi
jaraknya sangat dekat dengan kampus. Bisa dikatakan bahwa kota semua tempat itu
“walking distance”. Selain itu, Leeds ini tidak terlalu ramai namun tidak pula terlalu sepi. Kalau mau yang modern-modernya pergilah ke city center. Tapi kalau ingin merasakan tenagnya suasana pemukiman desa Inggris yang tenang, berkunjunglah ke pemukiman penduduk yang juga tak jauh dari city center.
Di Leeds juga terdapat banyak taman dan ini adalah salah satu taman di belakang rumah |
Kemudian, biaya hidup di Leeds juga sangat bersahabat.
Mungkin karena kota ini adalah “student city” maka harga barang-barang disini
banyak yg disesuaikan dengan kantong mahasiswa. Orang-orang menyebut Leeds sebagai Jogjanya Inggris, heeh. Perbandingan kasarnya adalah,
biaya satu bulan flat di London bisa dipakai untuk dua bulan di Leeds. Kemudian,
masyarakat Indonesia di Leeds juga lumayan banyak. Sering ngumpul, saling kunjung dan berbagi jadi InsyaAllah tidak akan
homesick :D
House warming saat baru sampai di Leeds. (Photo credit: Affan - Pak Pres PPI Leeds) |
Kalau teman-teman ingin tahu lebih
bayak tentang studi dan kehidupan di Leeds, silahkan kunjugi situs kece
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI Leeds)
yang satu ini. Ini adalah website yang sering saya kepo semenjak beberapa tahun
sebelum kesini. Dari sini kita bisa lihat, betapa kuatnya kekeluargaan warga
Indonesia di Leeds. Kita akan hidup jauh di negeri orang untuk waktu yang
lumayan lama, maka dari itu penting sekali untuk memlih tempat yang nyaman.
University of Leeds <3 |
4. Mendaftar Universitas dan Mencari
Beasiswa
Mendaftar
kuliah untuk jenjang master di Inggris bisa dilakukan melalui website kampus.
Pendafatran ini tidak dipungut biaya apapun, jadi kita bisa saja mendaftar lebih
dari satu kampus untuk jaga-jaga. Lalu bagaimana cara mendaftarnya? Awalnya
baca baik-baik syarat apa saja yang dibutuhkan oleh kampus. Semua daftar berkas
yang dibutuhkan biasanya akan terlampir di website. Kemudian masuk ke halaman “Apply”
atau “Apply Now”. Masing-masing kampus memiliki syarat yang berbeda. Namun
rata-rata setiap kampus akan meminta:
· Ijazah dan transkrip nilai yang
sudah di terjemahkan
· Motivation letter
· Surat rekomendasi
· Nilai IELTS
· etc.
Intinya semua syarat bisa dilihat di website. Misalnya
untuk jurusan saya, semua info pendafataran bisa dilihat disini.
Pendafatran kampus di UK biasanya dibuka sepanjang tahun, jadi kita bisa submit
aplikasi kapan saja. Untuk master kita tidak perlu menghubungi atau mencari
dosen pembimbing terlebih dulu, benar-benar hanya submit berkas saja dan
hasilnya akan keluar dalam jangka waktu 3-6 minggu. Kalau ada hal yang ingin
ditanyakan, feel free untuk menghungi kontak yg tertera di website atau bahkan
program director-nya. Mereka akan sangat cepat merespon semua pertanyaan yg
ditanyakan para pelamar.
Setalah mendaftar kampus, saatnya mendaftar
beasiswa. Ada banyak besiswa yang menyediakan funding untuk kuliah ke luar
negeri, seperti Chevening, AAS, Fullbright, StuNed dan tentu saja the one and only LPDP.
Pendaftaran beasiswa LPDP terdiri dari empat batch setiap tahunnya. Sama dengan kampus, semua syarat dan cara
pendaftaran tertera di website LPDP. Butuh waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan semua berkasnya, maka sangat disarankan untuk memlulainya jauh-jauh hari. Menariknya, beasiswa tidak meliliki kuota
jadi asalkan kualifikasi kita dirasa sampai oleh tim penilai, InsyaAllah akan lulus. Jadi disini
kita tidak bersaing dengan siapapun, melainkan dengan diri kita sendiri. Dalam
mendaftar LPDP sebenranya tidak ada ketentuan mutlak bahwa kita harus sudah
diterima di universitas terlebih dahulu, namun kalau saya boleh menyarankan
sebaiknya ketika mendafatr kita sudah punya Letter of Acceptance (LoA) atau
tanda lulus dari kampus karena peminat beasiswa ini semakin hari semakin
banyak. Jadi saat kita sudah punya LoA, maka kita sudah punya sedikit pegangan
yang InyaAllah menguatkan. Tapi tetap tidak ada jaminan, karena banyak juga
yang sudah dapat LoA tapi tetap lulus beasiswanya. Apapun itu, yang penting
kita persiapakan yang terbaik.
Proses pendafatran LPDP diawali dengan
pengumpulan berkas dan jika lulus akan lanjut ke tahap wawancara, Leaderless Group
Discussion dan Essay Writing on the spot. InsyaAllah dilain kesempatan nanti
saya akan sharing lebih banyak tentang pengalaman mendaftar beasiswa LPDP
ini.
Untuk saat ini segitu dulu ya teman-teman,
pokonya Bismillah saja. Dan ingat hasil terbaik itu hanya lahir dari usaha
terbaik. Kalau usahanya sudah baik, tinggal berdoa. Biarkan takdir Allah yang
menyudahi. Tak apa lelah-lelah diawal, InsyaAllah nanti lelahnya Allah ganti
dengan sebaik-baik balasan. Selamat bermimpi besar, selamat berikitiar
teman-teman.
Leeds, 27 Feb 2016
04.18am