Minggu, 23 Oktober 2016

Sehari di Belanda

Siang itu cuaca sangat sejuk di Kota Leeds. Angin peralihan dari musim panas ke musim dingin mulai terasa menyapu wajah dan telapak tangan. Hari itu kami menaiki bus dari Leeds menuju Manchester dengan menempuh perjalanan kurang lebih dua jam. Ya, Euro trip kali itu kami mulai dari Manchester menuju Amsterdam. Kami menggunakan pesawat Flybee, maskapai kesayangan mahasiswa (you know why, hehe). Ini akan menjadi kali pertama saya menginjakkan kaki di daratan Eropa. Rasanya? excited :') Pada saat pertama kali berangkat ke Leeds, sebenarnya saya dan teman-teman transit di Amsterdam namun itu tidak bisa dibilang Euro trip karena kami sama sekali tidak keluar dari bandara. Hihi..
                                        
                                     Boarding pass Man - Ams

Pesawat dari Manchester ke Amsterdam terbang cukup rendah sehingga saya bisa leluasa melihat jejeran awan yang tak ubahnya seperti bongkahan gulali-gulali putih yang berarak dengan indah :) Tak lama kemudian, pesawat menurunkan ketinggian sehingga saya bisa melihat kanal-kanal dan atap-atap bangunan di Amsterdam dengan cukup jelas. Saat itu langit sudah mulai gelap, waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 dan jejeran awan putih yang tadi menghiasi sudah mulai berganti dengan gradasi warna biru tua dan jingga, ciri khas warna senja. Cantik sekali :)

Setelah mendarat di Amsterdam, kami bergegas menuju hostel karena hari sudah semakin larut malam. Setelah berkonsultasi dengan google map dan bertanya kepada mas-mas yang ada di bandara, akhirnya kami menemukan jalan menuju hostel. Ketika melihat di google map kami sempat heran karena disana terlihat arahan untuk menaiki transportasi semacam kapal fery. 

Ternyata benar, dari Amsterdam central, kami harus menaiki fery agar bisa menyeberang ke hostel yang berada di pulau sebelah. Penyebrangannya hanya 3 menit dan yang paling penting gratis, hehehe. Untung pas sampai hotelnya benar-benar kece, sama dengan di website. Jadi kami tak kecewa meski harus menyeberangi pulau lewat di lembah untuk sampai ke sana.
Antrian sebelum menaiki fery :D

Sesampainya di hostel, kami membuka bekal, makan malam, bersih-bersih kemudian istirahat.

                                                                         ***
Keesokan harinya, kami berjalan menyusuri kota Amsterdam. Berhubung kami hanya memiliki waktu satu hari, jadi kami memutuskan untuk mengunjungi tempat-tempat  yang "Belanda banget". Dari Leeds kami sudah menyepakati bahwa itinerary kami untuk hari itu adalah Zaanse Schans, Volendam dan terakhir Amsterdam. Beruntungnya, Sekar menemukan informasi on-day-pass tiket yang bisa digunakan untuk mengunjungi ketiga tempat tersebut. Voila, hanya dengan €13.5 kami sudah bisa mengunjungi ketiga tempat tersebut. Paket hemat banget yaaa? :))

Tiket ini berlaku untuk semua moda transportasi (bus, metro, tram) di Amsterdam dan bus di Zaanse Schans dan Volendam. Tiket tersebut bisa di dapatkan di toko souvenir berlogo I amsterdam di Amsterdam Central. Tiketnya sudah dilengkapi dengan  peta anti nyasar, hehe. Informasinya bisa di lihat di link www.iamsterdam.com 
Tiketnya udah kucel hihi

Destinasi pertama kami adalah Volendam dan tujuan utama kesana adalah untuk berfoto ala-ala none Belanda, hehe. Volendam adalah sebuah kota di timur laut Amsterdam yang terkenal dengan kota pesisir pantainya. Jam 7 pagi kami sudah check-out dari hostel dan menitipkan koper kami dirumah salah satu teman, Mas Whay. Niat hati hanya mau silaturahim dan nitip koper tapi ternyata disuruh sarapan, kemudian dibekali pula. Alhamdulillah, rezeki musafir. Hehe.. Pukul 10 pagi kami sudah sampai di Volendam. Saat sampai kami langsung mengunjungi tourist informationnya dan mengambil peta Volendam disana. Di tempat ini kami juga mendapatkan voucher gratis CD-R jika berfoto di studio foto yang bekerjasama dengan pusat informasi tersebut. Untuk berfoto disana, kita dikenakan biaya €10 untuk satu orang, dan  €15 untuk berdua. Biaya tersebut sudah termasuk kostum dan dua buah hasil cetakan photo ukuran 4x4. Harga anak sekolahan, hehe.

Kami memasuki studio photo dan ternyata di sana juga ada beberapa kelompok orang Indonesia yang sedang antri untuk berphoto. Tampaknya tak afdhol bagi orang Indonesia jika sudah datang ke Belanda namun tidak berphoto di sini, hehe. Buktinya di dinding studio photo tersebut juga ada beberapa wajah yang sangat familiar seperti Ibu Megawati, Aa’ Gym, dan juga beberapa artis Indonesia. Ohya, salah satu rombongan yang kami temui di studio photo ini adalah rombongan dari Pertamina. Rombongan para eksekutif tapi humble sekali. Rombongan ini akhirnya ikut bersama kami untuk melanjutkan perjalanan ke Zaanse Schans. Saya yang tadinya hanya berdua dengan Sekar akhirnya punya banyak teman untuk melanjutkan perjalanan :)

Photo none ala-ala


Sambil menunggu hasil photo jadi, kami berjalan menyusuri pertokoan di sisi pantai Volendam. Di sana ada banyak sekali toko yang menjual suvenir khas Belanda, jajanan khas Belanda seperti dutch pencake dan juga satu lagi yang tak kalah penting yaitu cheese factory yang berjual berbagai macam keju khas Belanda. Setalah berjalan sekitar 30 menit, kami pun kembali ke studio kemudian melanjutkan perjalanan kenuju Zaanse Schans, sebuah desa kecil yang terkenal dengan kincir anginnya.

Volendam and its sundae!

Perjalanan dari Volendam menuju Zaanse Schans memakan waktu sekitar 40 menit. Namun, untuk sampai ke Zaanse Schans kami harus kembali ke Amsterdam Central Di sana kami berjanji bertemu dengan Kak Nunu yang akan menjadi tour guide kami untuk perjalanan kami selanjutnya. Kak Nunu adalah teman satu angkatan kami di Persiapan Keberangkatan (PK) beasiswa LPDP, sama dengan Mas Whay. Setelah bertemu Kak Nunu di Amsterdam Central, kami melanjutkan perjalanan dengan bus menuju Zaanse Schans. Di sepanjang perjalanan kami disuguhi dengan pemandangan indah khas desa-desa Belanda. Hamparan rerumputan hijau dan domba-domba putih membuat suasana pedesaan khas Eropa semakin terasa.

Sesampainya di Zaanse Schans kami disambut dengan jejeran rumah-rumah lucu berwarna hijau dengan berbagai bentuk kincir angin di sekitarnya. Kami seperti dibawa berjalan ke masa lalu, indah sekali. Kincir angin raksasa yang biasanya hanya saya lihat di google saat itu bisa saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri. MashaAllah :') And the perks of travelling with locals, perjalanan ke Zaanse Schans gak pakai nyasar atau tanya-tanya google map, hehee.

Gloomy Zaanse Schans

Beberapa jam berphoto dan berkeliling Zaanche Scans, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi terakhir, yaitu kota Amsterdam. Kami sampai di Amsterdam ketika lampu-lampu jalan sudah mulai di nyalakan. Segala lelah mengejar target destinasi pada hari itu seperti terbayar saat menyaksikan pantulan lampu-lampu jalan menyatu dengan kanal-kanal cantik di setiap sudut kota Amsterdam. Di kota ini, sisi jalan untuk pengendara sepeda hampir sama luasnya dengan sisi jalan untuk pengendara kendaraan bermotor. Para eksekutif muda tak segan mengayuh sepeda mereka dengan pakaian dinas lengkap dengan tas yang diletakkan di keranjang bagian depan sepeda, keren sekali!
Berjalan menyusuri kota ini seperti melihat bentuk ideal peradaban manusia di mana orang-orangnya punya kesadaran yang tinggi akan lingkungan dan kesehatan mereka. Malamnya, kami kembali ke kos-an Mas Whay dan ternyata sudah di siapkan makan malam. Terharu.. Jam 10 malam kami berangkat menuju bus station untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Paris. Kami sengaja memilih bus malam agar hemat biaya hotel, heheh. Cerita sehari di kota Paris InsyaAllah akan saya bahas di postingan selanjutnya yaaa :) 

Senja di Amsterdam

Ams typical building 
Semoga ada ibrah yang bisa di ambil dari perjalanan sehari di negara ini. Tentang transportasinya yang tertata rapi, tentang orang-orang kami temui selama perjalanan, Mas Whay yang sudah baik sekali menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam kami, Kak Nunu yang sangat sabar menemani kami menyusuri Zaanse Schans dan Amsterdam juga tentang rombongan Bapak Ibu Pertamina yang tidak malu gabung main dan jalan kaki dengan bocah seperti kami. Last but not least, tentang Kaka Cekal yang sudah sabar sekali photoin aku :'')

Bus menuju Paris
Terimakasih untuk semua cerita yang bisa dibawa pulang, Belanda. Semoga kelak bisa bertemu lagi, InsyaAllah. 

Next post, sehari di Paris. Mohon doanya biar nggak mager yaaaa, hihi.
Ps. some picts are credited to Sekar :))



Share:

Minggu, 10 Juli 2016

He'll always be there, for her

Selama tinggal disini, sebenarnya pemandangan seperti yang terlihat dibawah ini tak asing lagi ditemui temui. Melihat sepasang suami istri yang telah lanjut usia berjalan bergandengan, duduk berdua menyeduh teh di pelataran-pelataran kafe ditengah kota, atau sekedar berjalan-jalan disekitar taman sambil mengahabiskan waktu berdua adalah hal biasa yang sering ditemui disini.

Namun sore itu berbeda. Saya dan teman-teman dibuat terdiam saat melihat seorang kakek tua yang dengan sabar mendorong kursi roda istrinya mengitari pinggir danau. Kakek tua itu tampak tergeoh-geoh saat harus melewati jalanan menanjak, tetapi di wajahnya tak tampak rasa lelah dan keberatan sedikitpun. Saya yakin sendi-sendi kaki kakinya pun mungkin sudah tak lagi kokoh untuk sekedar menopang tubuhnya sendiri. Ruas-ruas jarinya pun mungkin sudah sering keram dan melemah dimakan usia. But, look. He did it all :)



Di kursi roda, sang istri terlihat sangat menikmati pemandangan yang disuguhkan oleh danau. Sesekali mereka berhenti, menatap jauh ke pinggir danau, lalu bercerita sambil saling berggengaman tangan. Entah apa yang mereka ceritakan namun satu hal yang pasti, she's lucky to have him. They are both lucky to have each other :)



Ini adalah ketika kalimat "I will alway love you till the end of my life" adalah sebuah kalimat sarat kata kerja. Beliau berdua adalah bukti bahwa cinta sejati itu ada. Terdengar klise memang, namun begitu adanya. 
He looks like telling something to her 
Ah, kalau mengingat-ingat kejadian sore itu hati saya kembali hangat rasanya. Mereka berdua adalah relationship goals! Sehat selalu kakek nenek :)


Leeds, 11 Juli 2016
00.47 AM

Ps. all picts credited to @retapradana


Share:

Jumat, 26 Februari 2016

Kuliah di Luar Negeri, Bagaimana Cara Memulainya?

Inilah pertanyaan yang ada di kepala saya bebetapa tahun yang lalu, saat pertama kali keinginn melanjutkan studi ke Luar Negeri terbesit, jauh sebelum saya menamatkan studi sarjana. Kanapa buru-buru memikirkan S2 padahal S1 saja belum selesai? Karena saya yakin bahwa hasil terbaik hanya lahir dari rencana dan usaha terbaik. Salah satu bentuk nyata perencanaan yang baik itu adalah dengan mempersiapkan dari jauh-jauh hari. Lalu apa saja tahapannya? Bagaimana cara memulainya?

1.     Dream of it, Kuatkan Tekad dan Luruskan Niat
Duh kedengarannya klasik sekali ya? Tapi menurut saya inilah hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap pejuang beasiswa. Seperti kata Andrea Hirata “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” Dari dulu sekali, jauh sebelum saya tahu kapan saya akan lulus kuliah S1, saya sudah mulai koleksi perintilan-perintilan kecil berbau Inggris. Mulai dari notebook, gantungan kunci, tempelan kulkas, pembatas buku dan barang-barang lainnya yang tentunya sampai oleh kantong mahasiswa, hehe. Setiap browsing di internet, saya selalu melihat-lihat suasana kuliah di Inggris, kehidupan muslim di Inggris dan semua hal yang berhubungan dengan Inggris. Saya juga memasang photo “red telephone” khas inggris di photo sampul facebook saya dan berjanji tidak akan menggantinya sampai saya benar-benar bisa mengambil photo asli spot ini dengan mata kepala saya sendiri. Ya, mimpi itu bisa dijaga dengan cara-cara sederhana. 




Kemudian, Alhamdulillah saya dipertemukan dengan teman-teman yang juga memiliki mimpi yang sama dengan saya. Saat itu yang kami tau hanyalah “Pokoknya kita harus kuliah ke luar negeri yaa..”. Setelah itu kami mulai sering ngelantur kalau sedang ngumpul, misal saat di café yg memutarkan music klasik maka kami akan bilang “Wahhh, berasa di eropa” atau kalau lagi gerimis suka bilang “Ehhh ada salju turun.” Benar-benar sesederhana itu. Namun ternyata Allah mendengar impian itu, akhir tahun lalu saya dan salah satu teman “ngelantur” itu akhirnya bertemu di Leeds dan rasanya “Still can’t believe it, we really meet here in England.” Juli nanti salah satu teman “ngelantur” lainnya akan terbang ke Melbourne untuk melanjutkan studynya juga disana. September nanti  akan ada dua orang sahabat saya yang juga akan menyusul ke Leeds dan Edinburgh untuk melanjutkan studinya pula. Sungguh saya tak pernah membayangkan bahwa akan seindah ini Allah memeluk mimpi saya dan teman-teman dekat saya. Benar agaknya bahwa mimpi itu memang harus selalu dipupuk dan dijaga, lalu diperjuangkan.

Lalu kenapa butuh tekad yang kuat kalau ingin kuliah ke luar negeri? Karena yang namanya berjuang pasti akan sangat berat dan melelahkan. Tak sedikit yang harus berjuang bertahun-tahun untuk mempersiapkan semua berkas, mempersiapkan Bahasa, memburu beasiswa, mendaftar universitas dan perintilan-perintilan lainnnya. Belum lagi energi-energi negatif dari orang-orang sekitar yang meremehkan. Kalau tak kuat-kuat tekad, bisa berhenti ditengah jalan. Salah satu cara agar tekad Banyak yang diawal semangat sekali tapi makin lama tekadnya makin ciut, semangatnya hilang, lalu akhirya berhenti. Kemudian niatnya juga harus lurus, lillah. Niatkan dalam hati kalau ikhtiar ini karena Allah. Niatnya belajar, niatnya menuntut ilmu. Minta doa restu orang tua dan Bismillah, kamu sudah boleh bertempur setelah itu.

2.     Know yourself better, then you’ll know what’s best for you.
Menurut saya kalimat inilah yang paling pas untuk mewakili isi hati saya kalau ada yang nanya “Saya enaknya ambil jurusan apa yaaa, saya cocoknya jurusan apa ya?”
Teman-teman, ketika ingin memilih jurusan kitalah yang paling tahu apa jurusan yg sesuai dengan minat kita, apa yang kita suka dan apa yg akan mendukung karir yang kita inginkan di masa depan. Kalau belum yakin, cobalah bertanya  dan berdiskusi dengan Dosen saat S1 dulu kira-kira kalau minatnya ini, jurusan yang cocok apa. Atau kalau kamu punya tokoh idola di bidang ilmumu, coba lihat latar belakang pendidikannya apa. Bisa juga bertanya kepada senior yang sudah terlebih dulu melanjutkan studi dengan menceritakan minatmu apa atau minta ia menceritakan kuliahnya tentanga apa. Nah, dengan sharing seperti itu semoga kamu jadi dapat ide mau melanjutkan studi di bidang apa. Boleh bertanya asal punya sesuatu yang dibawa juga. Karena sekeren apapun pendapat dan saran orang, pada akhirnya kitalah yg menjalaninya.


3.     Menenukan Universitas
Setelah menentukan jurusan yang akan diambil, sekarang saatnya menentukan universitas yg menyediakan jurusan tersebut. Menurut saya ini adalah salah satu fase yang tidak kalah menarik dalam mempersiapkan kuliah ke luar negeri. Cara yang dulu saya gunakan adalah dengan mengetik keyword “Master of TESOL in England” di Google maka akan keluar beberapa pilihan kampus mana saja di Inggris yang memiliki jurusan tersebut. Kemudian, ada beberapa factor yang harus ditentukan dalam memilih jurusan, diantaranya:
a.     Rangking Universitas
Ini sebenarnya bukan syarat mutlak, namun layak untuk dipertimbangkan. Namun jangan tertipu dengan rangking universitas secara keseluruhan. Masin-masing universitas biasanya punya spesifikasi masing-masing. Misal, TU Delf di Belanda terkenal dengan jurusan tekniknya. Imperial College London di Inggris terkenal dengan bidang sciencenya. Harvard University di USA terkenal dengan sekolah pemerintahannya. Intinya jangan terlena dengan nama besar kampus. Maka dari itu disarankan untuk melihat rangking berdasarakan jurusan. Beberapa situs yang bias digunakan untuk melihatnya adalah World University Ranking by Subject dan THE by subject. Bagi teman-teman yang ingin kuliah dengan funding dari LPDP, daftar universitas yang masuk dalam list LPDP juga bias dilihat di sini. Lalu bolehkah memilih universitas yang tidak ada didalam list LPDP? Boleh. Asalkan kita punya alasan yang jelas kenapa ingin kuliah di kampus tersebut.

b.     Modules dan Dosen 
   Selain rangking universitas, modules (mata kuliah) yang ditawarakan juga bisa menjadi bahan pertimbangan. Dari website jurusan, biasanya kita bisa melihat apa saja yang akan kita pelajari selama kuliah nanti. Nah, coba dilihat kira-kira “sreg” tidak? Atau jika ragu memlih diantara beberapa univ dengan jurusan yg sama, coba di bandingkan kira-kira univ mana yg modules-nya yang kita liat rasanya “gw banget!”. Behitupun dengan dosen, deskrpisi dosen bisa dilihat langsung di website jurusan, kita bisa lihat interest dosen tersebut apa, buku dan jurnal yg sudah ditulis apa saja. Atau misal waktu kuliah S1 dulu ada tidak penulis yg kita suka banget terus bisa lihat deh beliau ngajar di univ mana.

c.     Negara dan Kota
Disini saya akan sedikit cerita kenapa saya memilih Inggris sebagai Negara tujuan dan Leeds sebagai kotanya. Karena menurut saya Inggris adalah salah satu negara yang sangat ramah terhadap muslim, tingkat toleransi masyarakatnya tinggi, negaranyanya nyaman, budayanya masih sangat kuat dan yang tak kalah penting adalah masa studi master disini hanya satu tahun jadi kuliahnya bisa cepat selesai.

Lalu kenapa Leeds? Ini sebenarnya karena saya sudah terlanjur jatuh cinta sama kampusnya aja :D Setelah mencari informasi tentang kota ini di berbagai website akhirnya semakin yakin untuk memilih kota ini sebagai kota tujuan. Leeds adalah sebuah kota di sebelah barat Yorkshire. Kota ini tidak terlalu besar namun tidak terlalu kecil juga. Beberapa tempat seperti city center, masjid, pusat perbelanjaan dan akomodasi jaraknya sangat dekat dengan kampus. Bisa dikatakan bahwa kota semua tempat itu “walking distance”. Selain itu, Leeds ini tidak terlalu ramai namun tidak pula terlalu sepi. Kalau mau yang modern-modernya pergilah ke city center. Tapi kalau ingin merasakan tenagnya suasana pemukiman desa Inggris yang tenang, berkunjunglah ke pemukiman penduduk yang juga tak jauh dari city center. 

Di Leeds juga terdapat banyak taman dan ini adalah salah satu taman di belakang rumah

Kemudian, biaya hidup di Leeds juga sangat bersahabat. Mungkin karena kota ini adalah “student city” maka harga barang-barang disini banyak yg disesuaikan dengan kantong mahasiswa. Orang-orang menyebut Leeds sebagai Jogjanya Inggris, heeh. Perbandingan kasarnya adalah, biaya satu bulan flat di London bisa dipakai untuk dua bulan di Leeds. Kemudian, masyarakat Indonesia di Leeds juga lumayan banyak. Sering ngumpul, saling kunjung dan berbagi jadi InsyaAllah tidak akan homesick :D
House warming saat baru sampai di Leeds. (Photo credit: Affan - Pak Pres PPI Leeds)

Kalau teman-teman ingin tahu lebih bayak tentang studi dan kehidupan di Leeds, silahkan kunjugi situs kece Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI Leeds) yang satu ini. Ini adalah website yang sering saya kepo semenjak beberapa tahun sebelum kesini. Dari sini kita bisa lihat, betapa kuatnya kekeluargaan warga Indonesia di Leeds. Kita akan hidup jauh di negeri orang untuk waktu yang lumayan lama, maka dari itu penting sekali untuk memlih tempat yang nyaman.


University of Leeds <3 

4.     Mendaftar Universitas dan Mencari Beasiswa
Mendaftar kuliah untuk jenjang master di Inggris bisa dilakukan melalui website kampus. Pendafatran ini tidak dipungut biaya apapun, jadi kita bisa saja mendaftar lebih dari satu kampus untuk jaga-jaga. Lalu bagaimana cara mendaftarnya? Awalnya baca baik-baik syarat apa saja yang dibutuhkan oleh kampus. Semua daftar berkas yang dibutuhkan biasanya akan terlampir di website. Kemudian masuk ke halaman “Apply” atau “Apply Now”. Masing-masing kampus memiliki syarat yang berbeda. Namun rata-rata setiap kampus akan meminta:
·      Ijazah dan transkrip nilai yang sudah di terjemahkan
·      Motivation letter
·      Surat rekomendasi
·      Nilai IELTS
·      etc.

Intinya semua syarat bisa dilihat di website. Misalnya untuk jurusan saya, semua info pendafataran bisa dilihat disini. Pendafatran kampus di UK biasanya dibuka sepanjang tahun, jadi kita bisa submit aplikasi kapan saja. Untuk master kita tidak perlu menghubungi atau mencari dosen pembimbing terlebih dulu, benar-benar hanya submit berkas saja dan hasilnya akan keluar dalam jangka waktu 3-6 minggu. Kalau ada hal yang ingin ditanyakan, feel free untuk menghungi kontak yg tertera di website atau bahkan program director-nya. Mereka akan sangat cepat merespon semua pertanyaan yg ditanyakan para pelamar.

Setalah mendaftar kampus, saatnya mendaftar beasiswa. Ada banyak besiswa yang menyediakan funding untuk kuliah ke luar negeri, seperti Chevening, AAS, Fullbright, StuNed dan tentu saja the one and only LPDP. Pendaftaran beasiswa LPDP terdiri dari empat batch setiap tahunnya. Sama dengan kampus, semua syarat dan cara pendaftaran tertera di website LPDP. Butuh waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan semua berkasnya, maka sangat disarankan untuk memlulainya jauh-jauh hari. Menariknya, beasiswa tidak meliliki kuota jadi asalkan kualifikasi kita dirasa sampai oleh tim penilai, InsyaAllah akan lulus. Jadi disini kita tidak bersaing dengan siapapun, melainkan dengan diri kita sendiri. Dalam mendaftar LPDP sebenranya tidak ada ketentuan mutlak bahwa kita harus sudah diterima di universitas terlebih dahulu, namun kalau saya boleh menyarankan sebaiknya ketika mendafatr kita sudah punya Letter of Acceptance (LoA) atau tanda lulus dari kampus karena peminat beasiswa ini semakin hari semakin banyak. Jadi saat kita sudah punya LoA, maka kita sudah punya sedikit pegangan yang InyaAllah menguatkan. Tapi tetap tidak ada jaminan, karena banyak juga yang sudah dapat LoA tapi tetap lulus beasiswanya. Apapun itu, yang penting kita persiapakan yang terbaik.

Proses pendafatran LPDP diawali dengan pengumpulan berkas dan jika lulus akan lanjut ke tahap wawancara, Leaderless Group Discussion dan Essay Writing on the spot. InsyaAllah dilain kesempatan nanti saya akan sharing lebih banyak tentang pengalaman mendaftar beasiswa LPDP ini.

Untuk saat ini segitu dulu ya teman-teman, pokonya Bismillah saja. Dan ingat hasil terbaik itu hanya lahir dari usaha terbaik. Kalau usahanya sudah baik, tinggal berdoa. Biarkan takdir Allah yang menyudahi. Tak apa lelah-lelah diawal, InsyaAllah nanti lelahnya Allah ganti dengan sebaik-baik balasan. Selamat bermimpi besar, selamat berikitiar teman-teman.


Leeds, 27 Feb 2016
04.18am
Share:

Senin, 01 Februari 2016

I love you, Ma.


Dear Ma,

Terimakasih untuk semua kasih sayang yg takkan pernah selesai diungkap dengan kata. Untuk setiap waktu yg takkan pernah bisa dibayar dgn apa apa. Untuk setiap semangat yg mengubah "tak bisa" menjadi "bisa". 

Mama yg selalu mengingatkan bahwa ikhlas adalah kunci ketenangan hati. Bahwa semua yg telah dimulai harus diselesaikan. Bahwa jika kita telah melakukan yg terbaik, biarkan takdir yg menyudahi lalu serahkan hasilnya pada Allah. Bahwa tak baik banyak-banyak mengeluh karena mengeluh hanya akan mengurangi rasa syukur. Bahwa setiap rezeki itu sejatinya untuk disyukuri, dinikmati dan dibagi. 

Kita telah menghabiskan banyak waktu dengan merentang jarak, mungkin hampir separuh usiaku kuhabiskan diluar untuk sekolah. Namun katamu tak apa demi menuntut ilmu. Karena jarak-jarak itu tak membuat kita merasa jauh, sama sekali tidak. Kita telfonan hampir setiap hari, curhat hampir setiap hari :)

Love of my life :)

Dan benar, saat ini pun ketika aku kembali berjalan, meninggalkanmu ribuan kilo mill jauhnya, jarak itu seperti tak ada apa apanya tiap kali kita saling melepas rindu lewat telfon. Kita bisa menceritakan apa saja, kita selalu menghabiskan waktu berjam-jam untuk bercerita dr urusan belajar, masak, jalan-jalan sampai urusan lipstick seri terbaru. Your girl is growing up, Ma ;)

Terimakasih Mama yg dari dulu tak pernah bosan mendengarkan ceritaku hingga akhirnya menjadi ikut faham apa itu British Preliminary Debate, apa itu preliminary-octo-quarter-semi-final, apa itu adjudicator, apa itu IELTS, hingga saat ini Mama pun faham apa itu compulsory dan elective modules. Terimakasih telah masuk kedunia anakmu yg penuh ambisi ini, Ma. Untuk semua itu aku tak perlu memaksa, karena justru Mama yg paling semangat di setiap hal - hal baru yg kulakukan. Terimakasih untuk tak pernah berhenti menyemangati meski sudah tak terhitung banyaknya gagal yg kulewati. Terimakasih untuk selalu kembali menuntunku berjalan dan berlari, Ma. 

Terimakasih sudah menjadi Mama terhebat dan Mama terbaik untuk kami anak-anakmu. 

Mama yang hobi membaca, rajin menjaga pola hidup sehat dgn selalu minum juice dan lari pagi. Literally setiap hari, beda sekali dengan anaknya :'D

Mama yg pintar memasak, pintar merajut, pintar menjahit, pintar merangkai bunga dan pintar berkebun. 

Mama yg selalu mengingatkan untuk menjaga tilawah, sholat dan puasa sunah seperti ia selalu menjaga hal sama setiap harinya. 

Ma, do you know how much I adore you?
Once I become a mother, I just want to be a devoted mom with genuine heart like you. 

Semoga Mama dan Papa selalu dalam lindungan Allah. Sehat selalu dan romantis selalu :)
Tak sabar rasanya ingin pulang dan menghabiskan lebih banyak waktu dirumah bersama-sama. I love you both for the sake of Allah. See you soon <3

Bagiku Mother's day itu setiap hari, tetapi photo ini di ambil tepat ketika hari Ibu
 22 Desember 2015 lalu di Edinburgh castle :)

Your lil girl,
Leeds, February 1st 2015


Share:

Kamis, 12 November 2015

Happy Father's Day, Pa.


Happy father's day to the most sincere heart on earth, my beloved Papa.
I'm not writing this to say how much I miss you because I believe that you knew it already.


I am writing this to tell you that from this thousands miles apart, I am living my childhood dream we used to talk about. The dream that you always remind me to keep work hard on. 

Ya, I still remember that you were the first person I told this crazy dream boldly since I know that you'll always in the first line to say "Yes!" for that. 

It also clear in my mind that every time I come across something bad in my days, I'd always see you to tell things then you always there to say "That's fine. You can do it, you will get through it!"

Thank you for teaching me to never back down and picking myself up again each time I fall.
Thank you for the comfort of knowing that whatever goes wrong, I have a dad to fix it.
Thank you for being my forever number one supporter who always stand in front. 
Thank you always be a best friend who I can comfortably talk everything with. 
Thank you for the endless caring and confession you showered us.
Thank you for always there through the hard and ease.
Thank you for teaching us what's right and wrong.
Thank you for being such a role model to us.


It's actually a bit emotional to talk about you this day but I just want to let you to know, whatever it takes, you will always be my first love. You and Mom are just two precious things in my life I couldn't ask for better, a truly perfect combination I couldn't ask for more. I love you two beyond my vocabularies. I love you two for the sake of Allah :') Stay healthy you two there. I'll see you next year InsyaAllah :')

Just like how it is impossible to measure infinity, it is impossible to thank you for all that you have done for us. Thanks Pa, for everything. You know how much you mean to me.
Happy father's Day to you, Pa! 

With love,
Your lil girl
Leeds - Nov 12th 2015

Share:

Kamis, 11 Desember 2014

Kota Tua, Once upon a Day..


I've been thinking of this place for so long.. The last time I came here was in 2012 and I feel wanna come back again and again to this historical yet iconic tourism site. It's a very recommended place to be visited by you guys who wants to experience the old time ambiance and taste the mouth-watering foods. Yaah, you can freely choose any Indonesian cuisine that you like with "friendly" price :D

Me, Kak Ghe and Rena really enjoy our trip to this place. One day fuuuull. Even if it was rainy but it didn't lessen our excitement. We took pictures and posed like none care, hihiihi.. totally happy, Alhamdulillah :)

I love Kota Tua with everything it proposes. The building *of course*, the food, the vibe, and atmosphere.. like everything. So, here are some picts that I think I should share you guys :D
I couldn't help myself from taking as many pictures as I wanted. hihi..  So, this is the unconditional happiness last weekend ^^
Hi Mashaaaa.. :D

I feel like being in a scene of old movie.. see the vintage lantern :D

We do enjoy our escape ^^


Hello there :)

Bank Indonesia building, if I not mistaken.. hhe

So in love with this vintage building, I couldn't resist to capture it while walking to catch the bus ^^

How could he seats without any chair?
Twilight ^^
Happiness is when your friend is happy with your hand-capture ^^

Believe me, we didn't spend more than 60k to enjoy this iconic place, including transportation :D
That's why this trip became more interesting. hehe.. Well, all of the picts were taken by Rena's camera but those buildings were captured by me, haha.. I think having a better camera should be on my bucket list in this short future. Thank you, Kota Tua.. I definitely will come back :D


Nesha,
Jakarta 111214 :)

Share:

Senin, 10 November 2014

Graduation and The Story Behind

Guys, here's a latepost of my graduation story..

Alhamdulillah..

Akhirnya bisa mencoret satu dari beberapa resolusi 2014 yang tertempel di sticky note di dinding kamar. Saat menulisnya diawal tahun, saya tak pernah membayangkan bahwa akhirnya resolusi itu bisa tercapai..

Jurusan saya terkenal dengan jurusan yg masuknya susah tapi keluarnya lebih susah lagi. Sejak awak kuliah saya sudah dihantui dengan beberapa kisah horror kalau tamat kuliah 4 tahun itu adalah mustahil. Saya di doktrin dengan paradigma bahwa tamat 4 tahun dengan skripsi adalah miracle :')

Dari saat itu saya tekadkan dalam hati, saya bisa! Ini hanya masalah komitmen dan keyakinan yang kuat bahwa setiap ikhtiar akan berbalas.. Saya percaya, ketika usaha dan doa berjalan beriringan maka semua akan baik..

Jujur, tak mudah saat memutuskan untuk benar-benar berkomitmen mengerjakan skripsi dengan sungguh-sungguh. Selalu ada godaaan untuk mengerjakan hal lain yang terlihat jauh menyenangkan. Tapi ada satu hal yg selalu saya ingat selama berjuang menulis skripsi, hasil terbaik selalu lahir dari usaha terbaik.. Kalau saya malas dan selalu mendunda-nunda, siap-siaplah dengan berbagai resiko terburuk.. Sejak saat itu, saya putuskan untuk mengurangi segala kegiatan lain yang saya rasa akan mengganggu konsentrasi saya dalam menulis skripsi.. Saya tolak beberapa permintaan mengajar, saya izin bolos dari beberapa jadwal latihan EDeC dan believe or not saya habiskan hampir seluruh libur semesteran dan Ramadhan dikampus agar selama libir saya bisa "menguasai" pustaka setiap hari dan bimbingan saya bisa tetap lanjut.. Huuuaa, I can't believe that I passed it all..

Dan dari situ saya lanjut membuat target-target kapan saya harus seminar, penelitian dan kompre. Saya tulis besar-besar didinding berdampingan dengan target-target lain yang juga ingin saya wujudkan secepatnya..

Lalu apakah semua berjalan mulus-mulus saja? BIG NO.
Saya juga mengalami banyak kendala, saya juga mengalamai masa-masa dimana saya tidak bisa bimbingan selama berbulan-bulan, saya juga pernah bosan, saya juga pernah jenuh :')
Namun kembali lagi, saya ingat bahwa orangtua saya dirumah pasti menunggu-nunggu kabar baik kelulusan saya. Dalam diam mereka pasti berharap dan selalu mendoakan agar studi anak gadisnya bisa cepat selesai..

So, if there is someone says "Kamu beruntung bisa lulus 4 tahun, kamu dapat dosen pembimbing yang baik-baik sih", I'll say "Saya berusaha keras untuk ini, saya tidak semata-mata beruntung. I did bloody effort" :)

Beberapa hal yang saya pelajari selama menyelesaikan skripsi ini:
1. Nothing is impossible
2. Effort never lies
3. Be focus, since we won't be able to seat in two chairs in a time (Ifa told me this)


Semangat para Thesis Warrior.. You will when you believe :)









Share: