Kamis, 03 November 2011

Malaikat Tak Bersayap :)

Hari ini, hari kedua dibulan November, lagi-lagi aku belajar banyak hal. Hari ini aku bertemu dengan banyak malaikat (Nah lho, kok bisa? :)
Nah, begini ceritanya, diawali dengan ujian tengah semester “R2” yang benar-benar menguras tenaga, mengobrak-abrik isi otak, dan memacu adrenalin tadi pagi. *lebay, hhe* Ujian berjalan tak kurang dari 2,5 jam. Ekstrim gak tu? Latiah wak dek e.. Keluar dari kelas, buru-buru aku ke café dan memesan seporsi nasi plus segelas hot chocolate milk. Hhaa, siang-siang kok minum milk. Bodo wae lah, I need it :D

Siangnya ba’da dzuhur, waktunya belajar dengan Pak Anas, the master of “Pronunciation”. Sesi kelas ini dikemas dengan sangat sangat fun, belajar santai tapi ilmunya nyangkut. Tiga sks dilahap dengan “galak-galak” hhe. Ada-ada saja yang menjadi bahan tertawaan. Bapak menyampaikan materi tentang Giving orders, Exclamation, Thanking people dan Apologies dengan sangat keren. Tenggorokanku terasa perih karena terlalu banyak tertawa tapi semua menjadi terasa ringan. Ya, Pak Anas malaikat tak bersayap pertama hari ini yang menyelamatkanku dari stress pasca ujian “R2”. Thanks, sir. You are terribly cool ! :D

Seperti biasa, ini rabu dan artinya ada kelas debate hari ini. The class was going alright. Semua exited untuk belajar sesuatu yang baru. Inisiatif para “anak usang” untuk membagi kelas menjadi dua –Harvard and Cambridge- sepertinya sangat efektif untuk membangkitkan desire teman-teman member baru untuk ber-debat. Kelas selesai 18.10 dan taraaaa.. dilua ujan labek.. ! Tumpangan payung Kak Wilda yang menyelamatkanku sampai ke depan fakultas. Kak wilda bersedia untuk menemaniku sampai angkot datang, tapi aku menolak karena Kak Wilda juga harus pulang. Ini sudah hampir maghrib. setelah hampir setengah jam menunggu ‘angkot’ didepan gedung fakultas hasilnya nihil. Semua angkot penuh terisi. Dari luar saja sudah terlihat jelas bahwa penumpang didalamnya sudah sperti ikan sarden dalam kaleng. Hhee..

Asnah dan Rahma yang menyelamatkanku untuk hal ini. Mereka yang juga sudah menunggu lama si angkot memutuskan untuk mengantarkanku ke simpang labor untuk menunggu angkot di jalan raya saja. Mereka mau berjalan jauh dan menumpangiku payung. Padahal mereka bisa hanya tetap menunggu angkot disini kemudian sampai di kosan tanpa harus berjalan jauh ke jalan raya dan naik angkot disana. Ya, ini sudah malam dan ini hujan. Mulia sekali hati mereka, mungkin terlihat biasa saja tapi bagiku ini hebat. Maaf sudah merepotkan guys. Lagi-lagi, malaikat tak bersayap itu memang ada.

Nah, ini part yang bagiku benar-benar GREAT ! Setelah aku menolak tawaran Rahma untuk mengantarkanku menyebrang jalan, aku putuskan untuk berdamai saja dengan hujan. Awalnya tak begitu deras namun lambat laun butiran-butiran air itu terasa semakin besar menempel di lensa kacamataku. Hujannya makin lebat dan macet ini membuatku harus menunggu lebih lama lagi untuk menyebrang. Alhasil, aku basah kuyup. Sisi jalan pertama sukses juga kulewati, tetapi kesabaranku benar-benar ditantang lagi pada saat di batas jalan. Dua buah mobil mewah berkecepatan tinggi tanpa ampun memuntahkan jipratan air ke arahku. Hingga wajahku pun jadi sasaran. Astaghfirullah, aku diuji. Sabaaaar… sabar…
Dengan perjuangan berat, sisi jalan kedua berhasil juga kulewati. Tapi tungggu, ujian belum berakhir. Aku masi harus melawan hujan karena tak satupun angkot yang lewat. Aneh, tiba-tiba saja Padang seperti kekurangan stok angkot, apa ini karena hujan? Entahlah..  

Setelah beberapa menit berdiri di trotoar, angkotnya masi juga belum datang. Bagaimana dengan hujannya? Tambah labek, semakin lebat dan tak ada tempat ubtuk berteduh. Aku berusaha menutupi kepalaku dengan kedua telapak tangan, walaupun sebenarnya ini tidak akan berkontribusi banyak tapi aku masi ada niat buat usaha, hhe. Tiba-tiba aku merasakan hujannya berhenti menabrak kepalaku, tapi kulihat didepanku hujan masi turun. Baa lho ko, ada apa ini? Reflek saja kulihat kesamping, dan ternyata seorang wanita berkerudung oranye telah berdiri memayungiku. Dia tersenyum. *kayak di sinetron gitu ya, tapi ini bukan cowok. Hhee. Sontak aku berucap dalam hati -Subhanallah, baik sekali orang ini-


“Makasi kaak..” tegurku sambil membalas senyumnya.
“Iyaa, sama-sama” dia masi tersenyum. “Mau nyebrang dek?”
“Enggak kak, lagi nunggu angkot mau pulang” jawabku. “kakak mau kemana?”
“Kakak mau nyebrang dek, dari mana hujan-hujanan?” “Oh iya gak papa, silahkan kak.. ini kak dari FBS habis latihan debate” jawabku.
“Yaudah gak papa, biar kkak tungguin dulu disini sampe angkotnya datang.” Ujarnya.

Sejenak, hiruk pikuk kota Padang terasa berhenti dan berubah menjadi sebuah kedamaian.Ya Allah, mulia sekali hatinya. Siapa aku siapa dia, bahkan kami tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Tapi kenapa dia terlihat begitu ikhlas menumpangiku payungnya dan tidak keberatan menemaniku menunggu sampai angkotnya datang. She’s amazing ! Aku tak ingin melewati orang sehebat ini, orang yang telah mengajarkanku tentang kebaikan. Aku ingin menyebut namanya dalam doaku saat sholat nanti, aku ingin mendoakannya. #dan ini tidak lebay :D Hari gini, masi ada orang se peduli itu.

“Oya, nama kakak siapa?” tanyaku. “Vera, adek?”
“Nesha kak. Kuliah di UNP?.” “Iyaa, FBS juga. Kkak jurusan Sastra Indonesia.” Jawabnya ramah.
Ternyata kakak baik hati itu seniorku di fakultas. Dia BP 07. Tak lama, angkot yang ditungggu pun datang. Percakapan singkatku bersama Kak Vera ditengah hujan malam ini harus diakhiri.
“Kak, angkotnya udah datang. Nesha duluan ya kak.. makasi kak, kakak baik banget.” Ucapku berterimakasih. “Iya gak papa, hati-hati yaa dek..” balasnya sambil tersenyum.

Sampai di atas angkot puna aku masi terdiam-diam mengingat kebaikan kakak itu. ALngsunga ku berniat, ini harus kutulis di blog. Agar semua orang tau bahwa malaikat tak bersayap itu benar-benar ada. Dan kita pun bisa menjadi bagian dari meraka. Ya, Pak Anas, Kak Wilda, Rahma, Asnah dan ksususnya Kak Vera bagiku telah menjadi malaikat tak bersayap hari ini. Sesampai dirumah, setelah mandi aku sholat maghrib dan kusebut nama mereka dalam doaku :D Ada yang mau jadi malaikat juga? Hheee.. Ayo ayo berbuat baik. Do it now ! :)


 
Share:

5 komentar:

  1. super sekali..
    :)

    aku juga mw jadi malaikat tak bersayap untuk kmu emoooon..
    :D
    :p

    BalasHapus
  2. hehehehe...jadi kegeeran nech !!!!..terharu banget dblg malaikat tak bersayap...pdhl gak bantu ngapa-ngapain..yg mpunya blog terlalu asyik berhiperbola...tadi katanya di doain ya...best dech poko nya nech yg mpunya blog..baik bangetz hatinya...hkshkshks..(terharusambilpegangmatakayaorangngapusairmatasehabisbanjirairmata)..thank u adk kcik..u too..may u always be blessed

    BalasHapus
  3. emon: haaha, jangaan ! ntar sayapnya patah gak kuat nahan kamu (kidding:)
    kamu jadi malaikat berkantong aja, kan emooon :D hha.

    kak wilda: hehhehe, hiperbola adalah sebuah ke-lebay-an yg di ekspresikan dlm bentuk tulisan kak. tak pe laaaaa.감사합니다 :)

    BalasHapus
  4. a man reaps what he sows :)
    kamu lagi menuai apa yang kamu tabur, cecee.
    thanks utk bahan bacaan yg keyenn ini di minggu sore yg sumpek akibat seharian ngerjain tugas di kamar, haha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aduuhh cece baru baca komennya. thank you for visiting my blog ce, glad you enjoyed it, hhe.. masih banya kurangnya ceeee :')

      Hapus