Jumat, 26 Februari 2016

Kuliah di Luar Negeri, Bagaimana Cara Memulainya?

Inilah pertanyaan yang ada di kepala saya bebetapa tahun yang lalu, saat pertama kali keinginn melanjutkan studi ke Luar Negeri terbesit, jauh sebelum saya menamatkan studi sarjana. Kanapa buru-buru memikirkan S2 padahal S1 saja belum selesai? Karena saya yakin bahwa hasil terbaik hanya lahir dari rencana dan usaha terbaik. Salah satu bentuk nyata perencanaan yang baik itu adalah dengan mempersiapkan dari jauh-jauh hari. Lalu apa saja tahapannya? Bagaimana cara memulainya?

1.     Dream of it, Kuatkan Tekad dan Luruskan Niat
Duh kedengarannya klasik sekali ya? Tapi menurut saya inilah hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap pejuang beasiswa. Seperti kata Andrea Hirata “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” Dari dulu sekali, jauh sebelum saya tahu kapan saya akan lulus kuliah S1, saya sudah mulai koleksi perintilan-perintilan kecil berbau Inggris. Mulai dari notebook, gantungan kunci, tempelan kulkas, pembatas buku dan barang-barang lainnya yang tentunya sampai oleh kantong mahasiswa, hehe. Setiap browsing di internet, saya selalu melihat-lihat suasana kuliah di Inggris, kehidupan muslim di Inggris dan semua hal yang berhubungan dengan Inggris. Saya juga memasang photo “red telephone” khas inggris di photo sampul facebook saya dan berjanji tidak akan menggantinya sampai saya benar-benar bisa mengambil photo asli spot ini dengan mata kepala saya sendiri. Ya, mimpi itu bisa dijaga dengan cara-cara sederhana. 




Kemudian, Alhamdulillah saya dipertemukan dengan teman-teman yang juga memiliki mimpi yang sama dengan saya. Saat itu yang kami tau hanyalah “Pokoknya kita harus kuliah ke luar negeri yaa..”. Setelah itu kami mulai sering ngelantur kalau sedang ngumpul, misal saat di cafĂ© yg memutarkan music klasik maka kami akan bilang “Wahhh, berasa di eropa” atau kalau lagi gerimis suka bilang “Ehhh ada salju turun.” Benar-benar sesederhana itu. Namun ternyata Allah mendengar impian itu, akhir tahun lalu saya dan salah satu teman “ngelantur” itu akhirnya bertemu di Leeds dan rasanya “Still can’t believe it, we really meet here in England.” Juli nanti salah satu teman “ngelantur” lainnya akan terbang ke Melbourne untuk melanjutkan studynya juga disana. September nanti  akan ada dua orang sahabat saya yang juga akan menyusul ke Leeds dan Edinburgh untuk melanjutkan studinya pula. Sungguh saya tak pernah membayangkan bahwa akan seindah ini Allah memeluk mimpi saya dan teman-teman dekat saya. Benar agaknya bahwa mimpi itu memang harus selalu dipupuk dan dijaga, lalu diperjuangkan.

Lalu kenapa butuh tekad yang kuat kalau ingin kuliah ke luar negeri? Karena yang namanya berjuang pasti akan sangat berat dan melelahkan. Tak sedikit yang harus berjuang bertahun-tahun untuk mempersiapkan semua berkas, mempersiapkan Bahasa, memburu beasiswa, mendaftar universitas dan perintilan-perintilan lainnnya. Belum lagi energi-energi negatif dari orang-orang sekitar yang meremehkan. Kalau tak kuat-kuat tekad, bisa berhenti ditengah jalan. Salah satu cara agar tekad Banyak yang diawal semangat sekali tapi makin lama tekadnya makin ciut, semangatnya hilang, lalu akhirya berhenti. Kemudian niatnya juga harus lurus, lillah. Niatkan dalam hati kalau ikhtiar ini karena Allah. Niatnya belajar, niatnya menuntut ilmu. Minta doa restu orang tua dan Bismillah, kamu sudah boleh bertempur setelah itu.

2.     Know yourself better, then you’ll know what’s best for you.
Menurut saya kalimat inilah yang paling pas untuk mewakili isi hati saya kalau ada yang nanya “Saya enaknya ambil jurusan apa yaaa, saya cocoknya jurusan apa ya?”
Teman-teman, ketika ingin memilih jurusan kitalah yang paling tahu apa jurusan yg sesuai dengan minat kita, apa yang kita suka dan apa yg akan mendukung karir yang kita inginkan di masa depan. Kalau belum yakin, cobalah bertanya  dan berdiskusi dengan Dosen saat S1 dulu kira-kira kalau minatnya ini, jurusan yang cocok apa. Atau kalau kamu punya tokoh idola di bidang ilmumu, coba lihat latar belakang pendidikannya apa. Bisa juga bertanya kepada senior yang sudah terlebih dulu melanjutkan studi dengan menceritakan minatmu apa atau minta ia menceritakan kuliahnya tentanga apa. Nah, dengan sharing seperti itu semoga kamu jadi dapat ide mau melanjutkan studi di bidang apa. Boleh bertanya asal punya sesuatu yang dibawa juga. Karena sekeren apapun pendapat dan saran orang, pada akhirnya kitalah yg menjalaninya.


3.     Menenukan Universitas
Setelah menentukan jurusan yang akan diambil, sekarang saatnya menentukan universitas yg menyediakan jurusan tersebut. Menurut saya ini adalah salah satu fase yang tidak kalah menarik dalam mempersiapkan kuliah ke luar negeri. Cara yang dulu saya gunakan adalah dengan mengetik keyword “Master of TESOL in England” di Google maka akan keluar beberapa pilihan kampus mana saja di Inggris yang memiliki jurusan tersebut. Kemudian, ada beberapa factor yang harus ditentukan dalam memilih jurusan, diantaranya:
a.     Rangking Universitas
Ini sebenarnya bukan syarat mutlak, namun layak untuk dipertimbangkan. Namun jangan tertipu dengan rangking universitas secara keseluruhan. Masin-masing universitas biasanya punya spesifikasi masing-masing. Misal, TU Delf di Belanda terkenal dengan jurusan tekniknya. Imperial College London di Inggris terkenal dengan bidang sciencenya. Harvard University di USA terkenal dengan sekolah pemerintahannya. Intinya jangan terlena dengan nama besar kampus. Maka dari itu disarankan untuk melihat rangking berdasarakan jurusan. Beberapa situs yang bias digunakan untuk melihatnya adalah World University Ranking by Subject dan THE by subject. Bagi teman-teman yang ingin kuliah dengan funding dari LPDP, daftar universitas yang masuk dalam list LPDP juga bias dilihat di sini. Lalu bolehkah memilih universitas yang tidak ada didalam list LPDP? Boleh. Asalkan kita punya alasan yang jelas kenapa ingin kuliah di kampus tersebut.

b.     Modules dan Dosen 
   Selain rangking universitas, modules (mata kuliah) yang ditawarakan juga bisa menjadi bahan pertimbangan. Dari website jurusan, biasanya kita bisa melihat apa saja yang akan kita pelajari selama kuliah nanti. Nah, coba dilihat kira-kira “sreg” tidak? Atau jika ragu memlih diantara beberapa univ dengan jurusan yg sama, coba di bandingkan kira-kira univ mana yg modules-nya yang kita liat rasanya “gw banget!”. Behitupun dengan dosen, deskrpisi dosen bisa dilihat langsung di website jurusan, kita bisa lihat interest dosen tersebut apa, buku dan jurnal yg sudah ditulis apa saja. Atau misal waktu kuliah S1 dulu ada tidak penulis yg kita suka banget terus bisa lihat deh beliau ngajar di univ mana.

c.     Negara dan Kota
Disini saya akan sedikit cerita kenapa saya memilih Inggris sebagai Negara tujuan dan Leeds sebagai kotanya. Karena menurut saya Inggris adalah salah satu negara yang sangat ramah terhadap muslim, tingkat toleransi masyarakatnya tinggi, negaranyanya nyaman, budayanya masih sangat kuat dan yang tak kalah penting adalah masa studi master disini hanya satu tahun jadi kuliahnya bisa cepat selesai.

Lalu kenapa Leeds? Ini sebenarnya karena saya sudah terlanjur jatuh cinta sama kampusnya aja :D Setelah mencari informasi tentang kota ini di berbagai website akhirnya semakin yakin untuk memilih kota ini sebagai kota tujuan. Leeds adalah sebuah kota di sebelah barat Yorkshire. Kota ini tidak terlalu besar namun tidak terlalu kecil juga. Beberapa tempat seperti city center, masjid, pusat perbelanjaan dan akomodasi jaraknya sangat dekat dengan kampus. Bisa dikatakan bahwa kota semua tempat itu “walking distance”. Selain itu, Leeds ini tidak terlalu ramai namun tidak pula terlalu sepi. Kalau mau yang modern-modernya pergilah ke city center. Tapi kalau ingin merasakan tenagnya suasana pemukiman desa Inggris yang tenang, berkunjunglah ke pemukiman penduduk yang juga tak jauh dari city center. 

Di Leeds juga terdapat banyak taman dan ini adalah salah satu taman di belakang rumah

Kemudian, biaya hidup di Leeds juga sangat bersahabat. Mungkin karena kota ini adalah “student city” maka harga barang-barang disini banyak yg disesuaikan dengan kantong mahasiswa. Orang-orang menyebut Leeds sebagai Jogjanya Inggris, heeh. Perbandingan kasarnya adalah, biaya satu bulan flat di London bisa dipakai untuk dua bulan di Leeds. Kemudian, masyarakat Indonesia di Leeds juga lumayan banyak. Sering ngumpul, saling kunjung dan berbagi jadi InsyaAllah tidak akan homesick :D
House warming saat baru sampai di Leeds. (Photo credit: Affan - Pak Pres PPI Leeds)

Kalau teman-teman ingin tahu lebih bayak tentang studi dan kehidupan di Leeds, silahkan kunjugi situs kece Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI Leeds) yang satu ini. Ini adalah website yang sering saya kepo semenjak beberapa tahun sebelum kesini. Dari sini kita bisa lihat, betapa kuatnya kekeluargaan warga Indonesia di Leeds. Kita akan hidup jauh di negeri orang untuk waktu yang lumayan lama, maka dari itu penting sekali untuk memlih tempat yang nyaman.


University of Leeds <3 

4.     Mendaftar Universitas dan Mencari Beasiswa
Mendaftar kuliah untuk jenjang master di Inggris bisa dilakukan melalui website kampus. Pendafatran ini tidak dipungut biaya apapun, jadi kita bisa saja mendaftar lebih dari satu kampus untuk jaga-jaga. Lalu bagaimana cara mendaftarnya? Awalnya baca baik-baik syarat apa saja yang dibutuhkan oleh kampus. Semua daftar berkas yang dibutuhkan biasanya akan terlampir di website. Kemudian masuk ke halaman “Apply” atau “Apply Now”. Masing-masing kampus memiliki syarat yang berbeda. Namun rata-rata setiap kampus akan meminta:
·      Ijazah dan transkrip nilai yang sudah di terjemahkan
·      Motivation letter
·      Surat rekomendasi
·      Nilai IELTS
·      etc.

Intinya semua syarat bisa dilihat di website. Misalnya untuk jurusan saya, semua info pendafataran bisa dilihat disini. Pendafatran kampus di UK biasanya dibuka sepanjang tahun, jadi kita bisa submit aplikasi kapan saja. Untuk master kita tidak perlu menghubungi atau mencari dosen pembimbing terlebih dulu, benar-benar hanya submit berkas saja dan hasilnya akan keluar dalam jangka waktu 3-6 minggu. Kalau ada hal yang ingin ditanyakan, feel free untuk menghungi kontak yg tertera di website atau bahkan program director-nya. Mereka akan sangat cepat merespon semua pertanyaan yg ditanyakan para pelamar.

Setalah mendaftar kampus, saatnya mendaftar beasiswa. Ada banyak besiswa yang menyediakan funding untuk kuliah ke luar negeri, seperti Chevening, AAS, Fullbright, StuNed dan tentu saja the one and only LPDP. Pendaftaran beasiswa LPDP terdiri dari empat batch setiap tahunnya. Sama dengan kampus, semua syarat dan cara pendaftaran tertera di website LPDP. Butuh waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan semua berkasnya, maka sangat disarankan untuk memlulainya jauh-jauh hari. Menariknya, beasiswa tidak meliliki kuota jadi asalkan kualifikasi kita dirasa sampai oleh tim penilai, InsyaAllah akan lulus. Jadi disini kita tidak bersaing dengan siapapun, melainkan dengan diri kita sendiri. Dalam mendaftar LPDP sebenranya tidak ada ketentuan mutlak bahwa kita harus sudah diterima di universitas terlebih dahulu, namun kalau saya boleh menyarankan sebaiknya ketika mendafatr kita sudah punya Letter of Acceptance (LoA) atau tanda lulus dari kampus karena peminat beasiswa ini semakin hari semakin banyak. Jadi saat kita sudah punya LoA, maka kita sudah punya sedikit pegangan yang InyaAllah menguatkan. Tapi tetap tidak ada jaminan, karena banyak juga yang sudah dapat LoA tapi tetap lulus beasiswanya. Apapun itu, yang penting kita persiapakan yang terbaik.

Proses pendafatran LPDP diawali dengan pengumpulan berkas dan jika lulus akan lanjut ke tahap wawancara, Leaderless Group Discussion dan Essay Writing on the spot. InsyaAllah dilain kesempatan nanti saya akan sharing lebih banyak tentang pengalaman mendaftar beasiswa LPDP ini.

Untuk saat ini segitu dulu ya teman-teman, pokonya Bismillah saja. Dan ingat hasil terbaik itu hanya lahir dari usaha terbaik. Kalau usahanya sudah baik, tinggal berdoa. Biarkan takdir Allah yang menyudahi. Tak apa lelah-lelah diawal, InsyaAllah nanti lelahnya Allah ganti dengan sebaik-baik balasan. Selamat bermimpi besar, selamat berikitiar teman-teman.


Leeds, 27 Feb 2016
04.18am
Share:

Senin, 01 Februari 2016

I love you, Ma.


Dear Ma,

Terimakasih untuk semua kasih sayang yg takkan pernah selesai diungkap dengan kata. Untuk setiap waktu yg takkan pernah bisa dibayar dgn apa apa. Untuk setiap semangat yg mengubah "tak bisa" menjadi "bisa". 

Mama yg selalu mengingatkan bahwa ikhlas adalah kunci ketenangan hati. Bahwa semua yg telah dimulai harus diselesaikan. Bahwa jika kita telah melakukan yg terbaik, biarkan takdir yg menyudahi lalu serahkan hasilnya pada Allah. Bahwa tak baik banyak-banyak mengeluh karena mengeluh hanya akan mengurangi rasa syukur. Bahwa setiap rezeki itu sejatinya untuk disyukuri, dinikmati dan dibagi. 

Kita telah menghabiskan banyak waktu dengan merentang jarak, mungkin hampir separuh usiaku kuhabiskan diluar untuk sekolah. Namun katamu tak apa demi menuntut ilmu. Karena jarak-jarak itu tak membuat kita merasa jauh, sama sekali tidak. Kita telfonan hampir setiap hari, curhat hampir setiap hari :)

Love of my life :)

Dan benar, saat ini pun ketika aku kembali berjalan, meninggalkanmu ribuan kilo mill jauhnya, jarak itu seperti tak ada apa apanya tiap kali kita saling melepas rindu lewat telfon. Kita bisa menceritakan apa saja, kita selalu menghabiskan waktu berjam-jam untuk bercerita dr urusan belajar, masak, jalan-jalan sampai urusan lipstick seri terbaru. Your girl is growing up, Ma ;)

Terimakasih Mama yg dari dulu tak pernah bosan mendengarkan ceritaku hingga akhirnya menjadi ikut faham apa itu British Preliminary Debate, apa itu preliminary-octo-quarter-semi-final, apa itu adjudicator, apa itu IELTS, hingga saat ini Mama pun faham apa itu compulsory dan elective modules. Terimakasih telah masuk kedunia anakmu yg penuh ambisi ini, Ma. Untuk semua itu aku tak perlu memaksa, karena justru Mama yg paling semangat di setiap hal - hal baru yg kulakukan. Terimakasih untuk tak pernah berhenti menyemangati meski sudah tak terhitung banyaknya gagal yg kulewati. Terimakasih untuk selalu kembali menuntunku berjalan dan berlari, Ma. 

Terimakasih sudah menjadi Mama terhebat dan Mama terbaik untuk kami anak-anakmu. 

Mama yang hobi membaca, rajin menjaga pola hidup sehat dgn selalu minum juice dan lari pagi. Literally setiap hari, beda sekali dengan anaknya :'D

Mama yg pintar memasak, pintar merajut, pintar menjahit, pintar merangkai bunga dan pintar berkebun. 

Mama yg selalu mengingatkan untuk menjaga tilawah, sholat dan puasa sunah seperti ia selalu menjaga hal sama setiap harinya. 

Ma, do you know how much I adore you?
Once I become a mother, I just want to be a devoted mom with genuine heart like you. 

Semoga Mama dan Papa selalu dalam lindungan Allah. Sehat selalu dan romantis selalu :)
Tak sabar rasanya ingin pulang dan menghabiskan lebih banyak waktu dirumah bersama-sama. I love you both for the sake of Allah. See you soon <3

Bagiku Mother's day itu setiap hari, tetapi photo ini di ambil tepat ketika hari Ibu
 22 Desember 2015 lalu di Edinburgh castle :)

Your lil girl,
Leeds, February 1st 2015


Share: