Rabu, 21 Desember 2016

Even If #1

Pagi itu Lana dibuat jatuh cinta lagi untuk yang kesekian kalinya. Lagi dan lagi untuk hal yang sama. Matanya tak berkedip sedikit pun ketika menyaksikan bongkahan-bongkahan putih itu kembali turun. Bulir-bulir salju terlihat turun meliuk-liuk hingga jatuh menyentuh tanah. Musim gugur baru saja usai. Dari kejauhan terlihat pemandangan ranting-ranting pohon tak berdaun. Di sisi jalan terlihat masih banyak daun-daun kuning kecoklatan yang berserakan. Musim gugur seperti enggan untuk benar-benar pergi dari para pengagumnya. Ya, Lana loves autumn but she loves winter more.

Entah sudah berapa kali salju turun di musim dingin kali ini, namun bahagia yang dirasakannya tak berubah. Kagumnya masih sama. Perlahan ia mendekat ke arah jendela dengan secangkir teh hangat di tangannya. Kedua telapak tangannya sesekali melingkari sisi cangkir, mencoba mentransfer hangatnya teh twinnings yang diseduhnya ke sela-sela jemarinya. Ia diam dan kehabisan kata. "Ya Allah, indah sekali", gumamnya dalam hati. Lalu kembali hanyut dalam diam. 



Hari ini Lana harus berangkat ke Conwy, sebuah kota kecil di pantai utara Wales, untuk survey data collection-nya di sebuah sekolah di sana. Conwy terkenal dengan penduduknya yang ramah. Ukuran rumah-rumah disana relatif lebih mungil dibanding rumah-rumah di kota besar. Kota ini dikelilingi oleh bukit. Namun, jika berjalan sedikit ke arah utara, dengan mudah kita akan bertemu dengan pantai. Wales juga terkenal dengan castle-castlenya yang unik. Mungkin nenek moyang pangeran Charles dulu tinggal disana sebelum hijrah ke Windsor castle di London. Castle-castle tua itu sekarang terbuka untuk umum. Dari atas castle orang-orang bisa melihat pemandangan Conwy yang indah. Sesekali akan terlihat kereta api berjalan membelah perbukitan. Conwy benar-benar terlihat seperti negeri dongeng. Suasananya tenang, kotanyanya bersih. Hal inilah yang membuat Lana selalu ingin balik ke Conwy.

Entah kenapa ia sangat tertarik dengan kehidupan masyarakat di kota kecil, terlebih kehidupan sosial anak-anaknya. Ia percaya bahwa selalu ada hal menarik yang bisa ditemukan tentang kehidupan di kota kecil, hal yang takkan pernah  ditemui di kota-kota metropolitan seperti Manchester atau London. Selain itu, jika kehidupan kota besar terbilang cukup dinamik karena penduduknya yang multikultural, kota-kota kecil di Inggris masih dihuni oleh penduduk lokal. Menurutnya, hal ini juga sangat menarik untuk dipelajari.

***

Penunjuk arah google map memprediksi bahwa butuh waktu sekitar empat jam untuk Lana bisa sampai ke Conwy. Namun waktu tersebut adalah estimimasi normal, diluar perhitungan macet dan perubahan waktu jika kecepatan bus harus diturunkan akibat jalanan yang bersalju. Dilihatnya waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, namun bulir-bulir salju di luar sana terlihat tak ingin berhenti turun. Sebaliknya, gumpalan gulali putih itu justru terlihat semakin tebal. Atap-atap rumah sekarang terlihat seperti cookies yang ditaburi tepung gula putih diatasnya. Matahari juga tampak enggan menampakkan dirinya. Ia seolah ingin memberi ruang untuk orang-orang semakin larut dalam suasana winter yang dingin dan sendu itu. 

"Kalau di Indo terang kayak gini tuh kayak masih jam enam pagi ya, Lan", sapa Syila mengangetkan Lana. 
"Eh, iya Syi. Masih sendu banget ya langitnya, jadi mager mau jalan keluar", jawab Lana tersenyum.
"Yakin tetap mau berangkat ke Conwy, Lan? Tebel banget loh saljunya" 
"Iya, gak papa kok.." balas Lana.
"Beneraan..? heater Megabus suka gak nyala lo. Bisa beku nanti di jalan", goda Syila.

Lana sontak terbahak.

"Hahaha kesel. Disini kita kudu jadi cewek harus setrong, Syi. Gampang, ntar tinggal bawa coat tebel sama gloves lah.."

Syila pun ikut tertawa. Ya, mereka sudah faham betul dengan segala kemungkinan yang terjadi jika menumpangi bus hemat biaya kecintaan rakyat muda Britania itu.

"Biasanya kalau cuaca lagi kayak gini busnya suka reschedule, belum lagi kamu harus transfer di Chester. Bisa-bisa nyampe Conwynya malem, Lan. Yakin aman?", ucap Syila kembali memastikan.

"Insya Allah gak papa.. Ntar nyampe bus stationnya aku tinggal nguber terus langsung ke hostel. Tenang aja Bu Syila Aisya Ahmad.." jawab Lana sambil tersenyum.

***

Seperti biasa, Lana memilih duduk di window seat dalam perjalanannya menuju Wales kali ini. Ia semakin menikmati perjalanan ketika deretan lagu-lagu Tulus mulai mengalun indah dari balik earphone kesayangannya, beats berwarna rose gold pemberian syila saat ulang tahunnya dua bulan yang lalu. Syila really knows her best!

Benar saja, selama perjalanan heater busnya sering kali tidak bekerja. Beberapa kali Lana melawan dingin dengan membetulkan letak syal coklat muda yang melingkar di lehernya. Namun, rasa dingin yang sering kali menyeruak itu tak membuat Lana berhenti berdecak kagum atas apa yang Allah sudah suguhkan di depan matanya sepanjang perjalanan. Ia benar-benar sangat menikmati perjalanannya kali ini. Ia cinta salju dan cintanya selalu sama seperti saat pertama kali bertemu.

"We will shortly be arriving at Chester .....", suara driver terdengar sayup-sayup memberi aba-aba kepada penumpang. Tak lebih dari tiga menit setelah itu bus sampai di Chester. Lana harus turun dan menunggu empat puluh menit sampai bus melanjutkan perjalanan ke Conwy. Di bus station ia mencari praying room dan beristirahat sejanak disana. Selesai sholat, ia menelfon Syila dan memberi tahu bahwa ia sudah sampai di Chester. 

"Syi, Alhamdulillah aku udah nyampe Chester nih. Bentar lagi lanjut ke Conwy. Nanti aku kabarin lagi yaa. Hati-hati dirumah.."

Lalu tiba-tiba..

"Hi, orang Indonesia juga yaaa?", sapa seseorang dari arah belakang.
Lana menolah ke arah suara dan mendapati seorang laki-laki berdiri dibelakangnya.
"Eh, hi, iyaa.. dari Indonesia..", jawabnya sedikit terbata.
"Sekolah disini?" tanya laki-laki itu.
"Iyaaa, lagi ambil master.."

"Alana..", ucapnya sambil menyodorkan tangan kanannya.

Seketika lelaki itu membalas dengan mengatupkan kedua telapak tangan di dadanya.

"Zidan.."

"Oh, maaf..", respon Lana sambil buru-buru menarik tangannya kembali.

"That's okey..." balas Zidan ramah. 

Bersambung...


Share:

0 komentar:

Posting Komentar